warta lentera great work
spot_img

Viral Gara-Gara Artis Mukbang, BPOM Tarik Produk Latiao Tercemar Bakteri

Kasus keracunan pangan kerap terjadi di masyarakat. Kali ini, KLB keracunan pangan terjadi gara-gara penganan asal China, apa itu?

WARTALENTERA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI melakukan uji laboratorium terhadap jajanan asal China yang tengah viral saat ini, latiao. Cemilan berbentuk panjang dan bertekstur elastis yang laris manis dan dijual bebas di berbagai marketplace dengan harga relatif murah itu ternyata menjadi biang keladi sejumlah kasus keracunan.

Penarikan produk snack berbahan baku tepung gandum dan dibumbui bubuk cabai itu dilakukan BPOM, bermula dari kejadian luar biasa keracunan pangan (KLBKP) di sejumlah wilayah. Antara lain, Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Pamekasan, hingga Riau.

Adapun korban keracunan mayoritas anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar (SD). Biasanya, jajanan ini didapat dari oleh-oleh atau bawaan langsung dari China.

Setelah dilakukan uji laboratorium, ada empat jenis jajanan latiao yang terdeteksi mengandung bakteri bacillus cereus. Bakteri itu dapat memicu sejumlah keluhan akibat cemaran, yakni mual, diare, muntah, hingga sesak napas.

Adapun empat jenis jajanan latiao tersebut adalah C&j Candy Joy Latiao, Luvmi Hot Spicy Latiao, KK Boy Latiao, dan Lianggui Latiao. Atas dasar kehati-hatian, Kepala BPOM RI Taruna Ikrar mengatakan, pihaknya akan menarik sementara 73 produk yang terdaftar di BPOM RI hingga benar-benar dipastikan aman beredar.

“Sebaiknya kalau dibawa tentengan dari luar negeri, jajanan cemilan latiao dibuang saja, jangan dimakan. Bila dimakan masih ada risiko terjadi seperti di 7 lokasi KLB keracunan pangan,” ungkap Taruna dalam konferensi pers, dikutip Senin (4/11/2024).

Selain itu BPOM menangguhkan sementara registrasi dan importasi produk pangan olahan latiao sebagai upaya kehati-hatian sampai proses pemeriksaan dan pengujian selesai. “Kami ingin melindungi rakyat sehingga BPOM mengambil tindakan cepat bersama pihak terkait di masing-masing wilayah melalui pengambilan sampel dan pengujian laboratorium,” lanjutnya.

jajanan asal china latiaoLatiao adalah pangan olahan berbahan dasar tepung dan memiliki tekstur kenyal serta rasa pedas gurih. Tekstur dan rasanya ini cukup banyak diminati konsumen.

Namun demikian, secara khusus BPOM mengimbau masyarakat terutama kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan lanjut usia untuk menghindari pangan olahan pedas menyengat. “Selain itu, kenali pangan olahan yang aman dan perhatikan cara penyimpanan pangan sesuai anjuran produsen,” sarannya.

Ciri-Ciri Keracunan

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), gejala keracunan yang dialami akibat mengonsumsi makanan yang tercemar bakteri Bacillus cereus bisa beragam. Namun secara umum, berikut gejala yang dirasakan korban keracunan pangan:

1. Gejala sindrom emetik atau muntah

Orang yang mengonsumsi makanan terkontaminasi Bacillus cereus akan mengalami sindrom emetik. Sindrom ini muncul saat racun emetik (sereulida) diproduksi makanan tercemar.

Untuk menghasilkan senyawa yang bisa menyebabkan muntah, makanan tercemar harus memiliki kadar B. cereus setidaknya 10.000 per gram makanan. Gejala sindrom muntah akibat keracunan bakteri Bacillus cereus dalam makanan dapat berupa: muntah, mual, dan diare.

Gejala tersebut umumnya muncul setengah hingga lima jam setelah makan makanan terkontaminasi. Biasanya gejala ini akan hilang dalam waktu enam hingga 24 jam.

2. Gejala sindrom diare

Setelah makan makanan yang terkontaminasi B. cereus, orang tersebut akan terkena sindrom diare. Sindrom ini muncul ketika enterotoksin atau molekul penyebab keracunan diproduksi dalam usus.

Sindrom diare dapat terjadi ketika terdapat sel vegetatif B. cereus sebesar sedikitnya 10.000 per gram makanan tercemar yang dikonsumsi. Gejala sindrom diare akibat keracunan makanan terkontaminasi Bacillus cereus yakni: diare (bisa disertai darah dan/atau lendir), mual, sakit perut.

Gejala ini bisa muncul delapan hingga 16 jam setelah mengonsumsi makanan terkontaminasi. Biasanya gejala sindrom diare akan hilang dalam 12 hingga 24 jam.

Orang lanjut usia dan pasien yang menderita asam lambung rendah rentan terkena sindrom diare. Sindrom muntah maupun diare biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu satu atau dua hari. Namun, sindrom ini bisa lebih parah dan bahkan mengakibatkan kematian. (sic)

RELATED
- Advertisment -
warta lentera beautiful day

PROFILE

Most Popular