warta lentera great work
spot_img

Diperintah Prabowo, Ini Jurus Jitu Bahlil Tembus Swasembada Energi

Selain swasembada pangan, Indonesia juga tengah menggenjot kemandirian energi. Tugas berat menanti Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

WARTALENTERA – Swasembada energi menjadi salah satu agenda utama pemerintahan Prabowo Subianto. Ketahanan energi nasional menjadi isu global yang harus diupayakan sebelum kelangkaan benar-benar terjadi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan adanya arahan dari Presiden bahwa swasembada energi harus dicapai selama 5 tahun ke depan. “Kemandirian energi kan salah satunya ada bioetanol, bioenergi, dan biodiesel. Biodiesel sekarang kita sudah B35 dan B40 sudah selesai uji coba,” jelasnya kepada wartawan, dikutip Selasa (29/10/2024).

Ke depan, sambungnya, pemerintah akan mendorong pemanfaatkan B50 dan B60, mengingat ketersediaan pasokan kelapa sawit sebagai bahan bakunya di Indonesia cukup melimpah. “Kalau ditanya bahwa itu cukup atau tidak, B35 sampai B40 itu kan kita habiskan kurang lebih sekitar 14 juta kiloliter. Nah, sementara ekspor kita kan masih banyak. Kalau ditanya kapasitas Crude Palm Oil (CPO) kita cukup atau tidak, pasti cukup,” yakinnya.

Namun, ia mengakui, teknologi yang ada saat ini belum mumpuni. “Teknologinya terus kita ujicoba. Agar ketika itu diimplementasikan, B50-B60 itu betul-betul sudah lewat uji coba yang baik,” imbuhnya.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi ikut menambahkan, bahwa realisasi pemanfaatan biodiesel dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren kenaikan. “Tren kenaikan tersebut menunjukkan komitmen dan keseriusan pemerintah dalam mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil dan meningkatkan ketahanan energi dengan memanfaatkan biodiesel. Dengan cara, rasio campurannya terus akan ditingkatkan, yang sekarang sudah B35, akan ditingkatkan menjadi B40, kemudian B50, hingga B60,” bebernya.

Pemerintah mengambil langkah strategis dengan mendorong pemanfaatan bioenergi khususnya dengan biodiesel sebagai campuran dalam bahan bakar minyak (BBM). Program mandatori Biodiesel B35, yang mewajibkan pencampuran 35% biodiesel dalam solar, menjadi tonggak penting dalam transisi energi di Indonesia.

Melalui program ini, Indonesia tidak hanya mengurangi ketergantungan pada impor BBM, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi sektor pertanian dan perekonomian rakyat. Diberitakan sebelumnya, Prabowo mengungkapkan, swasembada energi menjadi salah satu target yang dicanangkan dalam pemerintahannya, dengan mengoptimalkan sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia.

“Kita harus swasembada energi dan kita mampu untuk swasembada energi, karena kita diberi karunia oleh Tuhan tanaman-tanaman yang membuat kita bisa tidak tergantung bangsa lain. Tanaman-tanaman seperti kelapa sawit bisa menghasilkan solar dan bensin, kita juga punya tanaman-tanaman lain seperti singkong, tebu, sagu, jagung, dan lain-lain,” tegasnya mantan Menteri Pertahanan di era Presiden Joko Widodo itu.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, pada 2021 realisasi biodiesel mencapai 9,3 juta KL, lalu pada 2022 realisasi biodiesel mencapai 10,45 juta KL. Sementara pada 2023 meningkat menjadi 12,2 juta KL dengan mandatori B35 yang dimulai Agustus 2023. Adapun manfaat ekonomi dari realisasi biodiesel pada tahun 2023 tersebut, terjadi penghematan devisa negara sebesar Rp120,54 triliun, peningkatan nilai tambah CPO menjadi biodiesel sebesar Rp15,82 triliun, serta penyerapan tenaga kerja lebih dari 11.000 orang (off-farm) dan 1,5 juta orang (on-farm). (sic)

RELATED
- Advertisment -
warta lentera beautiful day

PROFILE

Most Popular