warta lentera great work
spot_img

Langkah Strategis Menkeu Purbaya, Tingkatkan Kontribusi Investasi Danantara

Tambah program stimulus ekonomi.

WARTALENTERA-Langkah strategis Menkeu Purbaya, tingkatkan kontribusi investasi Danantara. Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa berencana meningkatkan kontribusi investasi Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) secara konsisten hingga 2029.

Hal itu diungkapkan dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, di Jakarta, Rabu (10/9/2025). Ia mengatakan, dibutuhkan percepatan investasi agar pertumbuhan ekonomi dapat didorong lebih tinggi.

Hal itu akan diwujudkan dengan menguatkan peran swasta dan Danantara sebagai sovereign wealth fund, agar percepatan investasi tak hanya bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Ke depan, diharapkan kontribusi investasi dari Danantara terus meningkat hingga 2029, sejalan dengan meningkatnya kontribusi swasta,” imbuhnya.

Menurutnya, investasi strategis yang dilakukan oleh Danantara diarahkan untuk mendukung sektor-sektor produktif yang mempunyai nilai tambah tinggi, memperluas kesempatan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan.Pemerintah pun turut hadir melalui APBN sebagai katalis untuk menggairahkan peran swasta.

Maka dari itu, ia berharap Danantara dan swasta dapat berkontribusi besar sebagai motor pertumbuhan ekonomi. Secara paralel, APBN juga terus menggelontorkan dukungan untuk pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

Dukungan itu diarahkan untuk proyek-proyek prioritas yang mempunyai daya ungkit terhadap pertumbuhan, di antaranya perumahan, infrastruktur pendukung ketahanan pangan dan ketahanan energi, serta sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan.

Dalam paparannya, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada Rancangan APBN (RAPBN) 2026 ditargetkan sebesar 5,4 persen, lebih tinggi dari target APBN 2025 sebesar 5,2 persen.

Dari sisi komponen PDB, proyeksi investasi melambat dari 5,5 persen tahun ini menjadi 5,2 persen tahun depan. Sebaliknya, target pertumbuhan konsumsi rumah tangga meningkat dari 5,0 persen tahun ini menjadi 5,2 persen tahun depan.

Pun dengan ekspor yang naik dari 5,4 persen menjadi 6,7 persen. Adapun dari segi sektor, pertanian diperkirakan tumbuh 4,1 persen, manufaktur 5,2 persen, serta informasi dan komunikasi 8,0 persen pada tahun depan.

Gelontorkan Stimulus Tambahan

Ia juga menuturkan, pemerintah bakal mempercepat dan memperbaiki berbagai program yang ada untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi. “Pak Presiden dan tim tadi beberapa menteri sudah setuju untuk menciptakan langkah-langkah supaya program pembangunannya cepat dan sistem finansialnya tidak ketat seperti sekarang. Artinya bisa tumbuh lebih cepat, sektor swastanya juga,” ujarnya, kemarin.

Sejatinya, lanjut Purbaya, program-program yang telah diluncurkan oleh pemerintah dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Hanya, acap kali implementasi dari program-program tersebut cenderung lambat dan tidak efektif.

Karenanya, fokus pemerintah saat ini ialah mengakselerasi pelaksanaan program-program yang telah dijalankan dan mendorong efektivitasnya. Dengan modal itu, imbuh Purbaya, perekonomian bakal terungkit dengan sendirinya.

Ia bahkan tak menutup opsi penambahan stimulus guna mendongkrak perekonomian. Hanya, itu baru akan dilakukan jika semua program-program yang ada telah berjalan dan memberi dampak optimal.

“Ada (stimulus tambahan), kelihatannya. Jadi begini, kebijakan-kebijakan yang ada sekarang itu kelihatannya belum terlalu lancar diselenggarakan. Dan tadi rapat menentukan atau memutuskan untuk mempercepat semuanya. Itu dulu yang pertama,” terang Purbaya.

Ia juga memastikan bakal mengelola fiskal secara hati-hati dan tak serampangan. Purbaya memastikan akan tetap menjaga defisit APBN di bawah tiga persen seperti yang diperintahkan Undang Undang.

Selain itu, ia juga akan mendorong agar rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tetap berada di rentang kendali. “Kita akan lihat ke depannya seperti apa. Jadi begini, lets say utangnya pada level yang sekarang, defisitnya, tapi dengan uang yang ada kita ciptakan pertumbuhan yang lebih cepat, debt to GDP-nya akan cenderung turun,” jelas Purbaya.

“Jadi kuncinya di situ, optimalkan dana yang ada program yang ada supaya pertumbuhan bisa lebih cepat, sehingga debt to GDP steady atau stabil tapi kemakmuran masyarakat meningkat dan signifikan,” imbuhnya. (sic)

 

 

 

 

RELATED
- Advertisment -
warta lentera beautiful day

PROFILE

Most Popular