warta lentera great work
spot_img

Naik 64 Persen, Utang Luar Negeri Indonesia Rp7.116 Triliun

Bank Indonesia sebut masih sehat.

WARTALENTERA – Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I-2025 tetap terkendali dengan pertumbuhan yang sehat. Utang Luar Negeri Indonesia tercatat sebesar USD430,4 miliar atau Rp 7.116 triliun.

Angka tersebut naik 6,4 persen dibanding periode sama tahun lalu (year on year/yoy), atau meningkat 4,3 persen yoy dibandingkan triwulan IV-2024. Kendati demikian, kenaikan utang luar negeri Indonesia masih dalam kategori sehat.

“Perkembangan ULN pada periode ini terutama bersumber dari sektor publik, yang mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia yang tetap positif di tengah ketidakpastian pasar keuangan global,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (15/5/2025).

Sementara itu, posisi utang luar negeri pemerintah tercatat sebesar USD206,9 miliar, atau tumbuh 7,6 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 3,3 persen (yoy). Peningkatan ini dipengaruhi oleh penarikan pinjaman dan aliran masuk modal asing ke dalam instrumen Surat Berharga Negara (SBN) internasional.

Ramdan menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk mengelola ULN secara hati-hati, terukur, dan akuntabel. “Pemanfaatan ULN diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian,” katanya.

Dijelaskan, penggunaan utang luar negeri pemerintah difokuskan untuk sektor-sektor prioritas seperti Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (22,4 persen), Administrasi Pemerintah dan Pertahanan (18,5 persen), Jasa Pendidikan (16,5 persen), Konstruksi (12,0 persen), serta Transportasi dan Pergudangan (8,7 persen). Hampir seluruh ULN pemerintah, yakni 99,9 persen, merupakan utang jangka panjang.

Sementara itu, utang luar negeri swasta masih mengalami kontraksi pertumbuhan. Pada triwulan I-2025, ULN swasta tercatat sebesar USD195,5 miliar, menyusut 1,2 persen (yoy), sedikit membaik dibandingkan kontraksi 1,6 persen pada triwulan sebelumnya. Kontraksi terutama terjadi pada ULN perusahaan nonkeuangan.

ULN swasta masih didominasi oleh sektor Industri Pengolahan, Jasa Keuangan dan Asuransi, Pengadaan Listrik dan Gas, serta Pertambangan dan Penggalian, yang mencakup 79,6 persen dari total ULN swasta. Adapun 76,4 persen dari ULN swasta merupakan utang jangka panjang.

Secara keseluruhan, struktur ULN Indonesia dinilai tetap sehat, dengan rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 30,6 persen. Pangsa ULN jangka panjang mencapai 84,7 persen dari total ULN, mencerminkan risiko pembiayaan eksternal yang terkendali.

“Bank Indonesia bersama Pemerintah akan terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN guna memastikan ketahanan sektor eksternal dan mendukung pembiayaan pembangunan nasional,” terang Ramdan. (inx)

RELATED
- Advertisment -
warta lentera beautiful day

PROFILE

Most Popular