warta lentera great work
spot_img

Industri Alas Kaki Lokal Potensial, Italia Lirik Kolaborasi dengan Produsen Sepatu Lokal

RI simpan banyak talenta muda di bidang desain dan inovasi produk.

WARTALENTERA-Industri alas kaki lokal punya potensi besar, tidak hanya untuk memenuhi segmen dalam negeri, tapi juga berpeluang eksis di pasar internasional. Sebagai produsen sepatu yang cukup dikenal, Indonesia tidak hanya memiliki kekuatan produksi, tetapi juga menyimpan banyak talenta muda di bidang desain dan inovasi produk.

Semakin berkembangnya minat terhadap produk lokal berkualitas dan kesadaran konsumen akan nilai keberlanjutan menjadi peluang besar bagi pelaku industri alas kaki nasional untuk menembus pasar internasional melalui kolaborasi, pertukaran pengetahuan, dan jejaring global. Bahkan, asosiasi produsen alas kaki dari Italia pun berminat kolaborasi dengan pelaku industri sepatu lokal.

Perwakilan MICAM Milano (alas kaki) dan MIPEL (barang kulit dan aksesori mode) ketika bertandang ke Jakarta, berbagi tren serta profil pameran mereka di hadapan peserta dari berbagai sektor seperti ritel, e-commerce, manufaktur, dan pendidikan. Presentasi yang dilakukan di ajang Indonesia Fashion Week itu, turut dilengkapi oleh perwakilan dari sekolah desain alas kaki ternama di Milan, Arsutoria, yang mengumumkan program beasiswa bagi mahasiswa Indonesia yang tertarik mendalami desain alas kaki di Italia.

Menurut Duta Besar Italia untuk Indonesia, H.E. Roberto Colamine, kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk memahami lebih dekat potensi pasar Indonesia yang berkembang pesat, serta memperkuat koneksi dengan desainer dan produsen muda lokal melalui pendidikan dan kerja sama internasional. Tujuan akhirnya adalah memperluas jangkauan brand Indonesia ke pameran global seperti MICAM.

“Fokusnya pada pengembangan identitas nasional Indonesia yang kuat dalam desain fashion, serta menciptakan kemitraan saling menguntungkan antara perusahaan Italia dan merek-merek Indonesia,” kata Colamine.

Sementara itu, Presiden MICAM, Giovanna Ceolini, menekankan pentingnya platform seperti MICAM sebagai ruang pertemuan antara kreativitas desain dan kekuatan produksi internasional. Ia menilai Indonesia memiliki peluang pertumbuhan signifikan, khususnya dengan hadirnya generasi kreatif muda yang mampu bersaing di pasar global.

Proyek Akademi MICAM menjadi jembatan pendidikan dan budaya, membuka kesempatan bagi dua mahasiswa Indonesia untuk mengikuti pelatihan mendalam selama 10 minggu di Milan. Program ini tidak hanya menjadi bentuk pengembangan kapasitas, tetapi juga sarana untuk memperkuat hubungan antara dua negara melalui pertukaran ide dan keterampilan.

“Kami memainkan peran mendasar sebagai platform untuk perbandingan antara produksi dan distribusi dunia di sektor alas kaki, antara industri kreativitas dan kemampuan menerjemahkan ide estetika menjadi produk jadi, kemudian mendukung masuknya koleksi alas kaki terbaik di pasar internasional,” papar Ceolini

Presiden MIPEL, Claudia Sequi, menyampaikan sinergi antara pameran internasional dan ajang mode lokal seperti Indonesia Fashion Week sangat penting dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan brand dari berbagai belahan dunia. Visi jangka panjangnya adalah membangun hubungan yang tidak hanya saling menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berkelanjutan secara budaya dan kreatif.

Kehadiran MICAM dan MIPEL di Jakarta menunjukkan bahwa pasar Asia Tenggara, khususnya Indonesia, semakin diakui sebagai mitra strategis dalam industri mode global. Dalam konteks yang lebih luas, kegiatan ini menandai upaya Italia untuk memperluas kolaborasi dengan negara-negara di kawasan Asia-Pasifik melalui pendekatan yang inklusif dan berorientasi pada inovasi bersama.

Sebatas informasi, selama triwulan II-2024 kinerja industri alas kaki nasional mampu tumbuh sebesar 3,92 persen dibanding tahun yang lalu pada periode yang sama. Berdasarkan data World Footwear Yearbook 2023 mencatatkan, Indonesia sebagai lima besar negara produsen alas kaki, yakni memproduksi 807 juta pasang alas kaki secara global pada tahun lalu.

Dari 807 juta pasang itu, sekitar 445 juta pasang diekspor yang artinya 55,4 persen produksi alas kaki Indonesia dijual ke berbagai negara, sehingga menunjukkan produktivitas dan kemampuan tenaga kerja serta industri dalam negeri yang cukup diperhitungkan. Meski pasar ekspor alas kaki lokal yang sangat besar, namun potensi pasar dalam negeri belum maksimal karena hanya 362 juta pasang dari total produksi yang sudah terserap pasar dalam negeri.

Jumlah itu masih sangat kecil dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 282 juta jiwa, mengingat dengan serapan tersebut berarti satu orang Indonesia hanya membeli satu hingga dua pasang. Padahal, di masa kini setiap orang rata-rata memiliki dua pasang alas kaki, sehingga potensi pasar dalam negeri harus lebih dieksplorasi termasuk melalui beragam inovasi dan eksekusi. (sic)

 

 

 

RELATED
- Advertisment -
warta lentera beautiful day

PROFILE

Most Popular